Dosen Sekolah Vokasi UNG Tawarkan Bahan Bakar Asal Nira Aren untuk Lampu Tumbilotohe

Dosen Sekolah Vokasi UNG Tawarkan Bahan Bakar Asal Nira Aren untuk Lampu Tumbilotohe

Fuad Pontoiyo, dosen Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan di Sekolah Vokasi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), menawarkan nira tanaman aren (Arenga pinnata) sebagai bahan bakar lampu Tumbilotohe.

Tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu pada tiga malam menjelang hari raya Idulfitri bagi masyarakat Gorontalo.

Bahan bakar dari aren itu dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan, apalagi saat ini masyarakat Gorontalo kesulitan mendapatkan minyak tanah. Banyak warga yang beralih ke lampu listrik, dan banyak juga yang menilai lampu itu menghilangkan makna Tumbilotohe.

Bahan bakar nira pohon aren yang dimaksud Fuad adalah hasil penyulingan yang berupa captikus, yakni minuman keras yang haram dikonsumsi.

“Banyak captikus yang disita aparat kepolisian sebagai barang bukti. Daripada captikus itu dibuang ke tanah, lebih baik dimanfaatkan sebagai bahan bakar Tumbilotohe,” kata Fuad, Minggu (7/4/2024).

Menurut Fuad, yang dibutuhkan hanya kerja sama untuk memanfaatkan captikus sitaan. Captikus memiliki kadar alkohol di atas 70%, sehingga disebut oleh orang awam sebagai captikus bakar manyala. Captikus jenis itulah yang bisa digunakan sebagai bahan alternatif penganti bahan bakar untuk Tumbilotohe.

Bahan bakar lampu Tumbilotohe dari captikus ini memang mudah dibuat. Fuad memberi resep pencampuran captikus dan minyak tanah dengan perbandingan tertentu.

“Captikus bakar manyala ini dicampur dengan minyak tanah, dengan perbadingan 1:6 sampai 1:10, yakni satu liter minyak tanah berbanding enam sampai 10 liter captikus,” ungkap Fuad.

Dengan memanfaatkan captikus sitaan, tradisi Tumbilotohe akan tetap lestari, hemat, dan ramah lingkungan. Alternatif bahan bakar ini memberi peluang kembalinya tradisi Tumbilotohe yang sudah mulai tergerus zaman di tengah warga yang kesulitan mendapatkan bahan bakar.