Program Studi TRET Vokasi UNG Gelar Rekonstruksi Kurikulum
Prodi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan (TRET) Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar Rekonstruksi Kurikulum TRET, Senin (4/11/2024). Rekonstruksi Kurikulum ini dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan di Dunia Industri dan Pemerintah Provinsi Gorontalo, antara lain Manajer PT Bone Bolango Energi, Manajer PT Quantum Solar Energi, Kepala Dinas Penanaman Modal, ESDM dan Transmigrasi.
Direktur Program Vokasi UNG resmi membuka kegiatan yang bertujuan menyamakan persepsi antara Program Studi TRET dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Kegiatan ini juga difokuskan pada penyelarasan kurikulum sesuai kebutuhan industri serta mendapatkan masukan langsung dari DUDI untuk memperkaya kurikulum. Harapannya, lulusan TRET siap menghadapi dunia kerja, dan dunia industri siap mendukung program magang bagi mahasiswa D4 Prodi Rekayasa Energi Baru Terbarukan.
“Tujuan rekonstruksi kurikulum ini merupakan Langkah penting untuk memastikan keselarasan antara pendidikan dengan kebutuhan industri serta kerja sama antara Program Vokasi dengan Dunia Industri.” kata Dr. Ir Trifandi Lasalewo. ST. MT selaku Direktur Program Vokasi UNG.
Sementara itu, Ervan H Harun MT, Koordinator Program studi TRET Vokasi UNG menawarkan pendekatan dual system pendidikan, melalui pengintegrasian Pembelajaran teori di kampus dengan praktik industri melalui Model 6-1-1, yaitu enam semester di kampus, 1 semester magang dan satu semester proyek di kampus/industri (Tugas Akhir). Kolaborasi dengan industri ini dimaksudkan untuk memperoleh sertifikasi kompetensi mahasiswa.
Melalui proses dalam sistem pendidikan ini diharapkan lulusan pendidikan vokasi memiliki kompetensi dan berkualifikasi, mampu menjembatani (interface) insinyur dan operator, menjad trend setter, menjadi job creator maupun job seeker yang sadar dan paham keunggulan daerahnya, serta menjadi agen pejuang kedaulatan yang memiliki kemampuan entrepreneurial.
“Perguruan tinggi vokasi memiliki peran sangat strategis dalam menyiapkan generasi muda untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan karakter yang unggul sehingga menjadi tenaga kerja yang siap terjun di dunia industri atau usaha bahkan wiraswastawan,” ujar Ervan.
Dalam kegiatan ini Ervan juga memaparkan implementasi kurikulum Outcome-Based Education atau OBE atau pendidikan berbasis capaian, ini merupakan pendekatan pendidikan yang befokus pada hasil yang diharapkan dari proses Pembelajaran, yaitu menentukan apa yang harus dipelajari dan dicapai oleh mahasiswa pada akhir sebuah mata kuliah atau program. Pendidikan ini menekankan pada keterampilan dan pengetahuan yang terukur yang harus ditunjukkan mahasiswa setelah menyelesaikan program.
Ada 6 komponen dalam OBE, yaitu capaian pembelajaran yang jelas, desain kurikulum yang selaras dengan capaian, pembelajaran berpusat pada mahasiswa, metode penilaian yang fleksibel dan beragam, perbaikan berkelanjutan serta ekspektasi dan standar yang tinggi.
Manfaat kurikulum OBE ini dapat memastikan kejelasan bagi mahasiswa dan instruktur tentang harapan yang harus dicapai, menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan nyata di dunia kerja, serta mendorong akuntabilitas dan perbaikan berkelanjutan dalam program pendidikan.
“Ada tiga dampak positif bagi industri dan masyarakat, yaitu mendukung energi berkelanjutan, meningkatkan kualitas SDM Indonesia, dan kolaborasi perguruan tinggi dan industri,” tutur Ervan.
Dalam kegiatan yang dihadiri para manajer sejumlah perusahaan dan pemangku kepentingan di pemerintahan, Ervan menjelaskan secara detail teknis tahapan proses penyusunan kurikulum.